Page 15 - katalog 2
P. 15

YABU PAKWI (PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN)

                                                    Oleh: Teku Weya


                  Parah tetua di suku Lani biasanya berkumpul untuk melakukan diskusi sebelum membuka

                  lahan. Parah tetua adalah mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan dan berpengalaman
                  dalam mengurus pembukaan lahan dan mereka juga yang dianggap tahu sejarah tanah

                  memiliki skill lebih. parah tetua  ini adalah orang-orang berpengaruh seperti Pendeta,
                  kepala  suku,  dan  sebagainya.  Dalam  pertemuan  biasanya  diawali  dengan  berdoa  dan

                  acara makan bersama dalam honai misalnya dengan potong babi (Wam Mbaniak) atau
                  bakar batu. Parah tetua mendiskusikan tentang pembukaan lahan. Adapun hal-hal yang

                  dibahas dalam diskusi tersebut yaitu; eyo muriak, (penebangan pohon), yagar kamboniak

                  (pembangunan  pagar  lahan),  yabu  mbaniak  (pembagian  lahan),pembagianhari
                  pengerjaannya dan lain-lain. biasanya para tetua adat harus melakukan diskusi dengan

                  setiap kepala keluarga mengenai sistem pembukaan lahan, pembagian lahan, dan proses
                  pengerjaannya. Dalam pertemuan itu biasanya mereka berdiskusi dan bermusyawarah

                  agar tidak ada  kesalahpahaman tentang hak kepemilikan lahan. Dalam pertemuannya
                  mereka  bahas  adalah  nilai-nilai  ketangguhan  dalam  bekerja,  kedisiplinan,

                  kebertanggungjawaban, etika dalam penebangan pohon, etika dalam membagi batas garis

                  kebun, dan nilai-nilai lainnya. Parah tetua dengan sadar mendiskusikan ini agar setiap
                  kepala keluarga yang ditugaskan untuk mengurus dan mengerjakan suatu lahan, ia harus

                  bertanggungjawab mengurusnya sampai masa panen dan membuahkan hasil. Adapun dua
                  cara  yang  dipakai  dalam  pengerjaan  nya  yaitu;  pengerjaan  secara  berkelompok  dan

                  pengerjaan  secara  individual.  Pengerjaan  secara  kelompok  biasanya  dilakukan  oleh

                  semua kepala keluarga yang mendapatkan bagian dalam lahan baru tersebut, biasanya
                  semua  kepala  keluarga  yang  dimaksud  adalah  bisa  satu  gereja  atau  satu  kampung,

                  sedangkan  secara  individual  biasanya  hanya  dikerjakan  oleh  satu  kepala  keluarga,  ia
                  menyelesaikan, apabila ada sisa satu dua bedeng terakhir yang belum dikerjakan pada

                  saat pengerjaan secara kelompok.  Adapun langkah-langkah yang dipakai dalam yabu

                  pakwime (pembukaan lahan) sebagai berikut:

                      1.  Pertemuan para tetua dan setiap kepala keluarga







                                                                                                     15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19