Page 10 - katalog 2
P. 10
Inenggi Mbangwi: Lebih dari Sekedar Pemotongan Jari, Sebuah
Refleksi Kehilangan dan Kesadaran
Oleh: Ika Bogum
Suku Lani, salah satu suku asli Papua, terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya
yang unik. Tersebar di beberapa kabupaten, seperti Tolikara, Lanny Jaya, dan Puncak,
Suku Lani memiliki tradisi unik yang disebut Inenggi mbangwi, yaitu pemotongan jari
sebagai ritual pelestarian dan simbol status sosial. Asal-usul tradisi ini tidak jelas, namun
diyakini berkembang seiring waktu sebagai cara menandai peristiwa penting dalam
kehidupan.
Pemotongan jari biasanya dilakukan sebagai ungkapan duka mendalam atas kehilangan
keluarga atau orang tersayang. Jumlah jari yang dipotong bervariasi, tergantung pada
kedekatan hubungan dan rasa kehilangan. Anggota suku dengan keluarga yang lebih
besar mungkin memotong lebih banyak jari dibandingkan mereka yang memiliki keluarga
kecil.
Bagi Suku Lani, tradisi Inenggi mbangwi memiliki makna simbolis yang mendalam.
Dipercaya sebagai wujud pengorbanan, keberanian, dan kekuatan. Rasa sakit dan
pertumpahan darah yang terkait dengan pemotongan jari dianggap sebagai bukti nyata
rasa kehilangan yang besar. Tradisi ini juga diyakini sebagai cara untuk berhubungan
dengan roh leluhur dan menghormati sejarah serta tradisi Suku Lani. Dampak sosialnya
pun signifikan, di mana mereka yang telah menjalani tradisi ini dianggap lebih berani dan
dihormati.
Namun, tradisi Inenggi mbangwi tak luput dari kontroversi dan kritik dari pihak luar.
Banyak yang menganggapnya berbahaya dan tidak perlu, berpotensi menyebabkan cacat
permanen atau infeksi. Kritikus berpendapat bahwa tradisi ini tidak relevan dalam
masyarakat modern dan melanggengkan stereotip gender yang berbahaya.
10