Page 4 - katalog 2
P. 4

Tradisi Nggwen Yabu Dalam Menjaga Alam

                                              Oleh: Nelson Mandela Yikwa


                  Nggwen  Yabu  diambil  dari  bahasa  Lani  (Salah  satu  suku  yang  terletak  di  Tolikara,

                  provinsi Papua Pegunungan) yaitu “Nggwen” berarti tanah sedangkan “Yabu” adalah
                  bekerja. jadi bila digabung akan tersusun sebuah definisi bahwa Nggwen Yabu adalah

                  tradisi mengolah tanah atau dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan istilah berkebun
                  ataupun bertani.


                  Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba untuk menggali poin-poin apa saja yang
                  ada pada tradisi Nggwen Yabu yang bertujuan dalam merawat Bumi. Tentu saja hal ini

                  akan  saya  hubungkan  dengan  salah  satu  dari  17  poin  SDGs  yaitu  poin  ke  15  yang
                  berbicara tentang Ekosistem Daratan. Namun yang menjadi pertanyaanya adalah apakah

                  Nggwen Yabu bisa memecahkan persoalan publik dalam rangka kerusakan lingkungan

                  seperti tanah, hutan, dan ekosistem itu sendiri?

                  Pertanyaan  tersebut  akan  menjadi  patokan  saya  dalam  menulis  esai  yang  berjudul

                  “Tradisi Nggwen Yabu Dalam Menjaga Alam” ini. Semoga saya dapat menjabarkan hal
                  tersebut dengan baik.


                  Untuk menjawab pertanyaan di atas  saya akan menjelaskan tradisi Nggwen Yabu. Perlu

                  diketahui bahwa Tradisi Nggwen Yabu  dilakukan oleh semua masyarakat suatu desa
                  maupun wilayah. Sehingga tradisi Nggwen Kani mencakup seluruh masyarakat setempat.


                  Pertama-tama, sebelum melakukan Nggwen Kani, semua kepala keluarga akan kumpul

                  di  rumah  laki-laki  yang  biasa  disebut  Kunume  (Honai  laki-laki)  dalam  bahasa  Lani.

                  mereka berkumpul untuk membahas dan merancang serta menentukan tempat dan waktu
                  untuk melakukan Nggwen Kani (Pembukaan lahan).


                  Selanjutnya mereka pulang ke rumah masing-masing lalu  menyampaikan semua hasil

                  pembicaraan kepada seluruh anggota keluarganya tak jarang juga disampaikan setelah
                  ibadah bersama pada hari minggu.








                                                                                                      4
   1   2   3   4   5   6   7   8   9