Page 71 - katalog
P. 71
hanyalah anak laki-laki (Sukerti, 2012). Hal tersebut berarti bahwa
memiliki anak laki-laki adalah sebuah keharusan bagi Suku Lani untuk
tetap meneruskan garis keturunan, dan akan menjadi sebuah masalah bagi
individu yang tidak memiliki anak laki-laki.
Hal tersebut terkait dengan mencari penerus garis keturunan, takut akan
kehilangan anak, dan kekhawatiran tidak ada yang akan bertanggung
jawab dengan kehidupan orangtua ketika tua (Monika, 2016).
Begitu Pula yang terjadi pada orangtua khususnya di kabupaten Tolikara
dan Lanny Jaya terkait dengan hukum keluarga, khususnya perkawinan,
menganggap bahwa dengan hanya memiliki anak perempuan itu berarti
tidak dapat meneruskan garis keturunannya. Masyarakat yang tidak dapat
meneruskan keturunannya tentu akan merasa cemas akan posisi tersebut.
6. Sistem Religi
Manusia percaya kepada suatu kekuatan yang dianggapnya lebih tinggi
dari dirinya. Manusia melakukan berbagai macam cara untuk mencari
hubungan dengan kekuatan-kekuatan tersebut.
Salah satu teori yang digunakan untuk mengamati sistem religi adalah
teori batas akal. Teori ini dikemukakan oleh J.G. Fraser. Dalam bukunya
The Golden Bough jilid I seperti ditulis oleh Koentjaraningrat (2002:196-
197), ia mengatakan bahwa manusia memecahkan masalah-masalah
hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem
pengetahuan manusia terbatas. Makin maju kebudayaannya, makin luas
batas akal itu. Dalam banyak kebudayaan batas akal manusia masih
sangat sempit. Soal-soal hidup yang tidak dapat mereka pecahkan dengan
akal, dipecahkan dengan magic, atau ilmu gaib.